International Program: Program pendidikan baru FPSB

(Kampus Terpadu, 3/12/2018) Universitas Islam Indonesia merupakan Universitas
pertama di Indonesia yang mendirikan International Program sejak tahun 1995.
Perkembangannya dalam tahun 2000 hingga 2016 telah berhasil mendirikan lima jurusan
International Program, beberapa diantaranya Hukum, FIAI, dan lain-lain.
Herman Felani Tanjung selaku Manager of Program Development, International Program UII
menuturkan, tujuan dilaksanakannya program International Program sebagai pendidikan yang
berkelas International dengan biaya terjangkau.Sedangkan dari segi Visi Misi Universitas Islam
Indonesia menurutnya untuk mempersiapkan para Mahasiswa sebagai pemimpin bangsa
Indonesia rahmatan lil alamin yang setara dengan bangsa lain dan menjadikan Mahasiswa global
leaders.

Dalam mendirikan kelas International Program, prodi harus terakreditasi A. Sedangkan dari segi
pengajar, dosen mampu dalam berbahasa inggris. Untuk menunjang hal tersebut International
Program mendatangkan dosen tamu dari luar dan beberapa dosen tetap dari luar negeri. Dalam
segi persiapan masing-masing setiap prodi berbeda dengan prodi lainnya, hal tersebut bersifat
bottom out dari pihak prodi mengusulkan ke rektorat. Namun,saat prodi tersebut telah mampu
tetapi tidak mengajukan diri untuk International Program maka tidak dapat dipaksakan. Untuk
segi kurikulum dan akreditasi Universitas Islam Indonesia menetapkan untuk mengikuti reguler
“Semua prodi sebenarnya International Program, tetapi ini prosesnya mengarah kemana kita
memberikan semacam rangsangan untuk semua prodi agar mempersiapkan menjadi International
Program, siap menerima mahasiswa asing karena faktanya kita juga menerima mahasiswa asing
di reguler ada dari Thailand, dan sebagainya” ujar Herman.

Demi terlaksananya program tersebut pada tahun 2018 Universitas Islam Indonesia kembali
melaksanakan International Program dalam ruang lingkup Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya yaitu Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional.
Prodi Ilmu Komunikasi dengan akreditas A membuka International Program dengan jumlah
Mahasiswa 14 orang. Dalam segi tes ujian, mahasiswa International Program diwajibkan
mendapatkan skor toefl minimal 450. Dengan adanya kelas International Program pertama di

Ilmu Komunikasi pihak prodi menggunakan kelas fotografi dalam proses pembelajaran
International Program. ”Adanya tujuan terlaksananya International Program tersebut selain
untuk Global Citizen, mahasiswa mampu terlibat dalam kancah International” ujar Herman.

Ayuni sebagai International Program Ilmu Komunikasi 2018 berpendapat bahwa ada beberapa keuntungan masuk International Program diantaranya mahasiswa program internasional akan
mendapatkan double degree atau dua gelar yaitu gelar di Indonesia dan gelar di luar negeri.
Adanya metode pembelajaran terdapat beberapa hal yang berbeda dengan reguler. Perbedaan
tersebut dapat dilihat reguler menggunakan bahasa Indonesia sedangkan International Program
keseluruhan bahasa inggris. Perbedaan lainnya dapat dilihat saat ada seminar Internasional,
Mahasiswa International Program dipermudah dalam mengikuti kegiatan tersebut Dalam segi
Mata kuliah tidak terdapat perbedaan pihak prodi menyesuaikan dengan reguler.
“Kita pengennya yang reguler tidak memandang kita wah, padahal kita sebagai anak
International Program merasa sama dengan reguler walaupun ada beberapa hal yang berbeda,
tapi jangan ada kesenjangan antara reguler dengan International program” tutur Ayuni

Namun , beda halnya dengan Hubungan Internasional yang akreditasi pertama B Universitas
Islam Indonesia memberikan kesempatan untuk prodi tersebut mendirikan International Program.
Selain dosen yang telah sesuai syarat, mahasiswa Hubungan Internasional telah terbukti dalam
persaingan kancah di Internasional seperti seringnya beberapa mahasiswa Hubungan
Internasional yang telah mengikuti kegiatan conference di luar negeri. Mahasiswa International
Program Hubungan Internasional terdapat 21 mahasiswa.

Berbeda dengan pernyataan Ayuni yang merasa bahwa adanya perbedaan pandangan antara
mahasiswa reguler dengan International Program. Adil, mahasiswa IP HI tidak merasa hal itu
termasuk hal – hal yang harus dipermasalahkan.
“selama kita ngumpul tidak membawa – bawa IP, dan masih sama – sama HI satu angkatan
bedanya cuma presentasiku pakai bahasa inggris yang reguler pakai bahasa Indonesia” ucap Adil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *