Siapa Itu Serigala Betina?

Oleh Aurelia T. Nugroho

Banyak sekali masalah-masalah yang akan muncul silih berganti dengan pertambahan umur dan kedewasaan diri seseorang, kedewasaan seseorang dalam menyikapi suatu hal juga bisa dilihat dari berbagai perspektif dan kacamata yang ada. Salah satu nya dari sisi kepribadian, kepercayaan diri dalam memahami dirinya sendiri, termasuk pula bagaimana mereka mengelola setiap emosi.

Emosi itu biasanya hadir tanpa basa-basi dan kita seringkali menganggap bahwa emosi itu bisa hilang tanpa tahu bagaimana nantinya. Ketika emosi sudah menutup mata kita, maka banyak sekali kemungkinan yang akan terjadi atau perilaku di luar terkendali sebab emosi yang tidak bisa dikelola dengan baik. 

Mengelola emosi bukanlah suatu yang dapat dikerjakan sekejap mata, melainkan harus dilakukan setiap saat dalam hidup kita. Pasalnya emosi merupakan hal yang sangat penting dan membuat manusia bisa bertahan sampai saat ini, ketika ada penghalang dan membuat semua itu menjadi berantakan harus ada solusi yang muncul bukan dengan menghindari bahkan menyalahkan diri sendiri

Maria seorang perawat kejiwaan dan penulis buku Agnosthesia juga mengatakan, “Kita mungkin hanya memerlukan sedikit waktu untuk mengenal emosi, tapi untuk memahaminya, kita memerlukan seumur hidup.” Ujar Maria dalam diskusi peran psikologi feminis dalam hidup perempuan.

Peran psikologi feminis dalam kehidupan perempuan

Pengenalan emosi diri dan memahami psikis seseorang merupakan salah satu hal yang dipelajari dalam ilmu psikologi, dalam perkembangannya ditemukan bahwa ada ketimpangan gender. Ada juga isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menjadi tolak ukur para psikologi feminis untuk menjunjung tinggi hak perempuan. Dalam buku “Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan: Psikologi Feminis untuk Meretas Patriarki” oleh Ester Lianawati dijelaskan di salah satu bab nya bahwa seorang feminis lahir dimulai dari akar-akar persoalan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang membuat budaya patriarki semakin mencuat.

Fakta bahwa sudah banyak sumbangan psikolog feminis dalam arti teori dan konsep bagaimana perempuan menjalani kehidupan sehari-hari dan tidak selalu tunduk dengan yang lainnya membuat akan munculnya proses virilisasi dunia yang dibagi dalam dua bagian yaitu virilitas dan femininitas.  

Lantas mitos kesempurnaan yang menjalar menghadirkan tuntutan oleh masyarakat yang akan menghasil kan alienasi pada tubuh perempuan itu sendiri. Menghadirkan rasa asing karena kecantikan sudah ditentukan oleh masyarakat juga melahirkan seksualiasi berlebihan akan menyebabkan perfeksionisme dan rasa bersalah. 

‘Budaya patriarki yang semakin mencuat tidak mengurungkan niat para psikolog untuk terus mengeluarkan suaranya, pengetahuan feminis masuk dalam masyarakat partiarkis menjadikan hegemonik dan polemik berakhir dengan emansipasi.’ (Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan. Hal 56)

Kondisi Aktual Psikologi Feminis

Perkembangan zaman sedikit banyak membawa beberapa psikologi feminis berhasil menyebarkan kepercayaannya itu ke ranah publik. Dimulai memudarkan beberapa budaya patriarki. Walaupun ada yang berakhir dengan menjadi kenikmatan dengan menjadi patuh membawa keuntungan dan patuh memberi kepuasaan. Tuntutan yang semakin banyak saat ini membuat patuh menjadi sebuah hal antara menjadi pilihan atau keharusan. (Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan. Hal 47) 

Sebab masyarakat tidak berhak untuk bisa mengatur tubuh perempuan, banyak sekali hal yang lebih utama untuk bisa dikaji dan dipelajari lebih detail daripada tubuh perempuan. Hal-hal bermanfaat yang dapat dikerjakan dan dapat dipikirkan oleh per-individu perempuan pun juga banyak, jadi lebih baik paham dan lakukan urusan masing-masing saja.

“Perempuan diciptakan bukan hanya untuk patuh,” ujar Ester dalam diskusi peran psikologi feminis dalam hidup perempuan.

Ketika membaca buku ini sering kali merasakan bagaimana patuhnya seorang perempuan dan budaya patriarki yang merajalela. Para perempuan dijadikan objek bandingan satu dengan lainnya. Namun tidak semua perempuan itu sama dan bisa ditindas seenaknya. Perempuan juga punya kuasa untuk bisa menjadi lebih baik untuk diri sendiri bahkan orang lain.

Lantas makna dari serigala betina dalam hal ini sangat kuat untuk menggambarkan bagaimana perempuan harus menghadapi dunia sekarang ini,  kuat dan berani menggambarkan bagaimana perempuan bisa menilai dirinya sendiri dan memasukan sifat-sifat itu ke dalam jiwanya. Semakin banyak masalah yang datang semakin kuat juga pertahanan yang kita jaga.  Kecaman beauty standard yang semakin tinggi tidak menyurutkan semangat dan keinginan kita untuk bisa memahami dan mencintai diri sendiri. 

Sudah seharusnya pula setiap perempuan bisa menyelidiki diri mereka sendiri seumur hidupnya dan memiliki intuisi tajam seperti serigala betina untuk bisa mengetahui potensi diri masing-masing. Kekuatan serigala betina yang menjadi patokan adalah perlu dan dapat dilatih dengan penyelidikan diri.


Rujukan:

Ester Lianawati.(2020). Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan: Psikologi Feminis untuk Meretas Patriarki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *