TEDx UII “Disruption: Unlocking the Future”: Hadirkan Ragam Perspektif Menyongsong Masa Depan

Oleh: Feroza Fahira

TEDxUII kini hadir kembali dengan tema “Disruption: Unlocking the Future”. Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid S.T., M.Sc., Ph.D. Singkatan dari Technology, Entertainment, and Design, TEDxUII menjadi kegiatan mandiri dan berafiliasi dengan TED pusat yang diselenggarakan oleh UII. Kegiatan ini adalah bentuk respons dan langkah konkret mewujudkan visi dan misi UII dengan menghadirkan sebanyak 8 pembicara ke panggung TEDxUII untuk memaparkan tentang materi-materi yang bersifat inspiratif. 

Licence TEDxUII 2024, Muhammad Faisal (2/7) menceritakan awal mula TEDxUII ini yang pernah diadakan sebelumnya pada tahun 2012.

“Di UII sendiri acara TEDx sudah dilakukan yang kedua. Nah, yang pertama itu di tahun 2012. Sempat vakum sekitar 9 tahun dan alhamdulillah yang kedua ini diselenggarakan di tahun 2024 ini,” jelas Faisal pada (2/7). 

TEDxUII yang diadakan pada tahun ini menjadi acara kedua kalinya selama 9 tahun tanpa aktivitas. Faisal berencana menjadikan TEDxUII menjadi acara tahunan agar tetap menghidupkan lisensi dengan TED pusat. Mengadakan beberapa rentetan acara yang menginspiratif, serta menetapkan target bahwa TEDxUII akan terus berlanjut dan memastikan agar tidak vakum kembali. Alasan di balik dari target ini adalah memantik ide-ide yang kreatif serta cemerlang dari pembicara lokal, seniman, dan influencer yang ada di kampus maupun di dalam kota Jogja.  

Rangkaian acara TEDxUII terdapat dua macam kegiatan, yakni pre-event, menyuguhkan PUSRENG Book Party dan Trashure Workshop dilaksanakan beberapa minggu lalu di Gedung Perpustakaan UII. Kemudian, main event yang diselenggarakan pada 2 Juli 2024 lalu di GKU Dr. Sardjito, menghadirkan beberapa rentetan kegiatan yang terdiri dari orasi para pembicara yang menginspirasi. Berbagai games untuk melepas rasa penat, penampilan ekstrakurikuler dari beberapa mahasiswa UII, dan diakhiri dengan workshop job interview

Orasi Pembicara Inspiratif

Di awali dengan Suci Miranda, S.T, M.Sc selaku dosen dari Fakultas Teknik Sipil (FTI) UII memaparkan materi melalui buku karya Nassim Nicholas Taleb dengan judul “Black Swan”.  Beliau menjelaskan bahwa buku ini yang akan membuka cara pandang kita sebagai pembaca tentang sudut pandang dunia. Juga, ingin memberi tahu kejadian sejarah masa lampau yang mempengaruhi kehidupan kita hingga saat ini melalui pengibaratan angsa hitam dan angsa putih. 

Tak asing lagi dengan pembicara yang merupakan sejarawan, Paksi Raras Alit selaku pendiri Sekolah Aksara Jawa, menceritakan sejarah falsafah Jawa serta Pulau Jawa yang dinamakan yava dipa yang berarti “pulau biji-bijian”. Beliau juga menjelaskan sejarah Pulau Jawa yang berkesan ketika ia menuturkan peribahasa jawa ngono yo ngono, yo ojo ngono yang berarti “Begitu ya begitu, tetapi jangan terlalu” ini merupakan salah satu peribahasa Jawa yang memiliki makna tersirat. Artinya, jika jaga keseimbangan, maka semua masalah akan selesai. Hal ini selaras dengan carut marut kondisi saat ini yang terkesan menang dan kalah, memaksa, tidak adil, dan lebih berpihak kepada penguasa.  

Selang pemaparan falsafah Jawa, disambung dengan Agus Mulyadi seorang penulis atau bisa dipanggil “Magelangan” ia merupakan seorang penulis di Mojok.co, ia menceritakan perjalanan untuk menulis sehingga menjelaskan bahwa penulis atau blogger seringkali dianggap rendah. Namun, nyatanya lebih dari itu, dari menulis kita dapat menambah rasa kepekaan dan sensitivitas yang tinggi terhadap sekitar, kemudian dituangkan melalui tulisan. 

Beralih dari pembicara dari beberapa penulis sebelumnya, dilanjutkan oleh Mukhammad Andri Setiawan, S.T., M.Sc, Ph.D selaku ketua Badan Sistem Informasi (BSI) UII yang menjelaskan beberapa materi mengenai sistem kerja artificial intelligence (AI) dan kebijakan manusia dalam menggunakan AI. 

Hadir pula di selang waktu kesibukan seorang pendidik, beliau menyempatkan waktunya untuk menghadiri main event TEDxUII ini,  Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Rektor UII. Beliau menyampaikan materi yang menginspirasi dengan perumpamaan apabila hidup akan terus maju, maka masa depan akan tercipta dari usaha yang kita lakukan sekarang. 

Student Speaker Dan Pengalaman-Pengalamannya

Selain mengundang pembicara eksternal kampus, TEDxUII juga turut mengundang beberapa mahasiswa beserta alumni UII. Primadani Difida Widyaputri selaku mahasiswa dari Hubungan Internasional yang membicarakan isi dari buku karya Hanna Rosin yang berjudul “The Rise of Women is not Fall of Men”. Ia menjelaskan bahwa kita sedang bergerak menuju masa yang sangat menarik dalam sejarah dunia sekarang yang “mengharapkan” keseimbangan gender, dunia memperhatikan ketidakhadirannya, dan rayakan kehadirannya. 

Tak kalah hebat, Syarifa Yurizdiana dari Indonesia Zero Waste yang memaparkan materi mengenai kebijakan manusia dalam menggunakan pakaian dan upaya memperlambat produksi pakaian yang sangat cepat atau Fast Fashion. Hal ini memperlambat produksi pakaian yang ingin dipromosikan kepada pembeli agar menghindari jumlah sampah kain pakaian yang meningkat.

Terakhir, Fatimah Az Zahra sebagai student speaker, yang menjelaskan menjadi jaksa atau hakim tidaklah mudah, karena menjadi titik harapan bagi semua orang yang hampir mempunyai masalah yang serupa.

Menariknya, acara ini dibuat bukan hanya untuk kalangan mahasiswa dan civitas academica UII saja. Namun, terbuka untuk umum serta dibuat secara eksklusif, hanya 100 peserta yang beruntung mendapatkan tiket main event 2.0 TEDxUII di tahun 2024 ini. 

Beberapa peserta yang hadir juga turut berkesan akan pembicara yang sangat inspiratif serta panitia yang telah tulus menggelar acara ini. Tak hanya itu, beberapa peserta juga memberi harapan untuk TEDxUII kedepannya agar dapat menginspirasi lebih banyak orang.

“Ternyata tak menutup kemungkinan ada insight-insight baru dari pemateri, kisah-kisah inspiratif yang kemudian bisa kita terapkan di kemudian hari,” ujar Rahmat Hamdi selaku mahasiswa aktif UII yang menjadi peserta TEDxUII.


Penyunting: Paramitha Maharani & Aufa Niamillah

Reporter: Aisha Ratna Belinda

Grafis: Dhiya Najah Fitria

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *