Tiga HMJ FPSB Galang Donasi Untuk Gunung Kidul

Beberapa waktu terakhir ini sebagian wilayah Yogyakarta sempat dilanda musibah. Salah satunya banjir dan tanah longsor yang menerpa daerah Gunung Kidul. Merespon dampak bencana tersebut, berbagai macam kegiatan penggalangan donasi pun dilakukan baik oleh komunitas-komunitas tertentu serta mahasiswa di Yogyakarta.

Tak mau ketinggalan dalam mengulurkan bantuan, beberapa Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) juga turut serta menggalang donasi di Program Studinya masing-masing. Tiga HMJ tersebut yakni, Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (Komahi), Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom), dan Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himapsi).

Berikut cerita yang dituturkan oleh tiga HMJ tersebut mengenai kegiatan pengumpulan donasi mereka:

Komahi

Kepada LPM Kognisia, Dzikra Ramiza Akram Sugito ketua Komahi periode 2017/2018 mengatakan ide penggalangan donasi itu muncul ketika terjadi bencana longsor pada malam senin di kawasan Gunung Kidul. Saat itu Dzikra langsung berbicara dengan anggota Komahi. “Namun dalam hal ini pembagian destinasi belum dipastikan ke wilayah mana saja karena masih belum mensurvei,” ujar Dzikra.

Bantuan yang diberikan berupa uang, dari Pihak Komahi menginginkan target di atas 1 juta. Bantuan ini bersumber dari mahasiswa dan dosen. Menurut Dzikra, Komahi berkeinginan untuk membantu secara fisik namun belum melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan para anggotanya.

Mengenai kendala dalam pengumpulan donasi, Dzikra mengaku bahwa kotak donasi Komahi sempat dibobol. “Pagi kita sempet cek dan kotaknya itu masih berat lalu ketika sorenya kita cek lagi kotaknya terasa ringan. Ternyata saat lihat bagian atas kotak, kotak donasinya dibobol!” tutur Dzikra.

Dzikra berpesan kepada para anggota Komahi agar mengikhlaskan uang tersebut. Sebagai solusi agar hal serupa tak terulang, maka pihak Komahi meminta mahasiswa yang hendak mendonasikan uangnya agar menghubungi pihak Komahi secara langsung atau transfer melalui rekening sampai batas akhir pengumpulan donasi yang kala itu masih akan dibicarakan pada hari Kamis, 7 Desember 2017.

“Ya semoga uang tersebut bisa membantu saudara yang terkena dampak dari bencana karena selama mereka tinggal di Yogyakarta ini yang terparah. Untuk pencuri donasi kemarin, ya semoga uangnya bermanfaat,” ujar Dzikra selaku ketua KOMAHI.

Himakom

Selain Komahi, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) juga mengadakan penggalangan dana. Ridwan Fawzi, sebagai Sekertaris Jendral Himakom periode 2016-2017 mengetahui adanya bencana ini saat melihat timeline, kemudian ia langsung berdialog dengan sejumlah mahasiswa komunikasi lainnya.

“Ketika saya melihat berita di timeline, di situ saya langsung terbangun untuk membantu. Awalnya saya ingin independent namun ketika saya membicarakan ini dengan anak-anak Himakom ternyata antusias mereka besar. Sehingga kita anak komunikasi mengadakan penggalangan dana ini ” ucap Ridwan. “Kan saya juga sudah di Yogyakarta sudah hampir lima tahun lebih dan hanya ini yang dapat saya berikan untuk kota Yogyakarta,” tambahnya.

Donasi yang dikumpulkan Himakom akan dialokasikan ke daerah Gunung Kidul. Selain mahasiswa komunikasi, menurut Ridwan dosen Ilmu Komunikasi juga turut serta membantu. Pembukaan donasi Himakom mulai dilakukan tanggal 29 November-12 Desember 2017, Donasi tersebut kemudian dikumpulkan ke aliansi berbagi Handayani sebagai penggerak, sehingga semua kebutuhan logistic dan lain sebagainya dijadikan satu, dan pembagiannya dari pihak Handayani tersebut. Dana yang terkumpul pada kloter pertama sebesar Rp 1.500.000, untuk selanjutnya Himakom akan menghitung dana di akhir tanggal.

“Rusaknya jembatan gunung kidul menjadi kendala bagi kita untuk kesana. Tidak semua orang bisa masuk karena butuh pendampingan dari Tim SAR, TNI, dan lain-lain sehingga kita mempercayai aliansi Handayani untuk penggalangan dana ini,” ucap Ridwan.

Selain uang, Himakom juga menyumbangkan 12 kardus pakaian, serta sejumlah sembako. Selain itu, Himakom juga menerjunkan 19 relawan di lokasi melipir Gunung Kidul.

Sementara itu, untuk terjun ke daerah Pacitan, Wonosari, dan Bantul, Ridwan mengaku masih ada kendala jarak ditambah status sebagai Mahasisiwa yang membuat jadwal anggota Himakom padat.

Ridwan yang sekaligus menjadi penanggung jawab acara mengungkapkan “Harapannya diadakan donasi ini agar bisa digunakan dengan baik dan sesuai harapan, karena kondisi yang mengkhawatirkan, banyak yang kehilangan tempat tinggal, untuk bantuan lainnnya yang masih sangat dibutuhkan yaitu alat tulis,dan popok bayi karena masih minim, kalau pakaian sudah overload karena relawan sudah banyak memberikan pakaian.”

Himapsi

Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMAPSI) pun ikut serta dalam penggalangan dana ini. Dari tuturan Mikail Asyadan, yang merupakan pemrakarsa acara, sejak hari Rabu hingga Jumat (29 November-1 Desember 2017) mereka mengumpulkan dana dengan dua cara: menggunakan kotak keliling yang disebar dikelas-kelas dan cara transfer.

Tidak ada target dalam penggalangan dana HIMAPSI tersebut namun menurut Mikail antusias mahasiswa sangat besar. Sehingga total donasi yang berhasil terkumpul berjumlah Rp 5.429.100 yang kemudian akan dibagi ke tiga desa, yakni Nglipar dan Semanu di Gunung Kidul, dan Pengkol di Imogiri.

“Sekitar jam 11.00 hari Jumat penggalangan dana sudah ditutup. Lalu sekitar jam 1 kita berangkat dengan 2 mobil. Mahasiswa yang ikut ada 8 orang,” kata Muhamad Usnul Sodikin, salah satu pelaksana kegiatan Himapsi.

Mereka membawa barang-barang seperti sembako dan pakaian yang masih layak digunakan. Ada 8 mahasiswa yang terjun ke lokasi, yaitu Putra Persada, Amiru Riza, Andika Novalis, Naufal Rizki, Dendi Nurfadli, Avicena, Krisna Deva, dan Khusnul Shodiqin. Mereka Berangkat pukul 14.00 (01/12/ 2017). Sekembalinya dari tempat bencana, donasi tersisa Rp 1.200.000 dan langsung dikirim ke korban bencana di Pacitan, Jawa Timur.

Tidak ada bantuan fisik yang HIMAPSI lakukan untuk para korban bencana karena terdapat kendala waktu. “Dalam satu hari kita harus ke 3 desa memberikan bantuan dan rute jalan kesana pun sulit sehingga memakan banyak waktu,” ujar Muhamad Usnul Sodikin. “Sebenernya acara ini di luar program HIMAPSI namun, saya harap kegiatan seperti ini ada setiap tahun. Tetapi membantu itu gak harus ketika ada musibah kita bisa juga membantu warga Yogyakarta yang memang membutuhkan,” tambahnya. (Denis Kumara Wisnu Pramesti, Fadhilah Mawaddah, Fauziah Usawatun Hasanah, R F Suroso*)

*Para Reporter Adalah Magang Kognisia 2017

 

Dokumentasi Oleh: Himakom

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *