Mahasiswa UII dalam Pusaran Bantuan Gempa Palu-Donggala

Belum genap satu bulan  dari terjadinya gempa dan tsunami Palu-Donggala kala kami mencoba menyapa dua teman yang berasal dari sana. Keramahtamahan yang ditunjukkan membuat kami optimis akan asa yang coba kembali dibangun setelah musibah yang terjadi pada 28 September 2018 silam.

Teman yang kami sapa pertama ialah Subhan Zulqisthi, mahasiswa arsitektur Universitas Islam Indonesia (UII)  2018. Ia berasal dari Palu Timur, tepatnya di Jalan Dr. Sutomo.

Ia menceritakan awal mula mendapat kabar tentang musibah itu via chat dari seorang teman, “Waktu itu di chat sama teman. Terus langsung panik. Saya coba menghubungi keluarga, tapi tidak bisa. Lalu saya cari info di TV. Di kompas disiarkan bahwa telah terjadi gempa 7,4 SR. Lebih panik lagi.”

Beruntung setelah bisa dihubungi, keluarganya dalam keadaan baik-baik saja. Hanya saja, kondisi rumahnya miring dan kaca-kaca pecah. Namun, inti rumah tetap utuh karena konstruksi bangunan masih kuat. Hingga kini (16 Oktober 2018), orang tua, ibu, tiga adik dan keluarga besarnya masih mengungsi.

Doa dan bantuan silih berganti ia dapatkan, baik dari dalam maupun luar kampus. Dari luar kampus misalnya ada Ikatan Mahasiswa Palu yang memberikan makan gratis bagi mahasiswa korban Palu. Selain itu, warung makan Bu Sofi juga menyediakan hal serupa khusus bagi mahasiswa UII yang berasal dari Palu dan Donggala.

Tak berbeda jauh dari cerita Subhan. Teman kami selanjutnya ialah Regita Dewi Cahyani. Ia menceritakan kronologis kejadian ketika gempa terjadi orang tuanya sedang di dalam rumah dan hendak melaksanakan sholat. Ketika akan menyelamatkan diri, pintu di dalam rumah tidak mau terbuka. Beruntung keluarga Regita baik-baik saja.

Rumah Regita berada sekitar 3-4 kilometer dari laut dan letaknya tidak jauh dari Palu Grand Mall di Palu Barat. Meski begitu, air tidak masuk ke dalam rumah. Kerusakan terjadi pada rumah bagian depan tepatnya dekat dengan garasi mobil yang runtuh.

Adanya musibah yang menimpa saudara-saudara di Palu membuat banyak pihak turut membantu. Salah satunya ialah Warung Bu Sofi. Kami sempat berbincang sejenak dengan Arif Kurniawan, pemilik warung.

Warung yang beralamat di Gang Anyelir, Lodadi ini menyediakan makanan sebanyak dua kali sehari untuk korban Palu dan Donggala. Program bantuan ini dimulai sejak tanggal 3 Oktober 2018 dan berakhir 3 November 2018.

“Waktu pasti memberikan bantuan itu mulai tanggal 3 Oktober 2018. Lalu programnya rencana hanya berjalan hingga tanggal 12 atau 13 Oktober. Tapi setelah dipertimbangkan dengan teman-teman, akhirnya kami sepakat diperpanjang satu bulan penuh sampai tanggal 3 November 2108,” tutur Arif.

Dana bantuan yang digunakan bersumber dari donasi Alumni Fakultas Teknik Industri (FTI) UII 1999. Awalnya, donasi yang terkumpul akan langsung disalurkan ke Palu. Namun, melihat berita bahwa banyak anak Palu di luar daerah yang sulit mencari makan dan memenuhi kebutuhan hidup maka munculah ide untuk membuka dapur umum bagi anak-anak Palu.

Sistemnya nya pun cukup mudah, “Mahasiswa asal Palu atau Donggala hanya perlu menunjukkan kartu identitas berupa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kalau tidak seperti itu, nanti semuanya datang dong, mbak. Untuk menu makanannya bebas, bisa makan dua kali sehari untuk sarapan dan makan siang,” jelas Arif.

                                   Warung Bu Sofi

Warung Bu Sofi yang menawarkan program makan gratis untuk korban Palu-Donggala cukup populer di kalangan mahasiswa UII. Terbukti dari Warung Bu Sofi yang ramai di saat-saat jam makan. Informasi mengenai program dapur umum ini dengan cepat tersosialisasikan melalui media sosial dan stasiun televisi.

 

 

“Awalnya dibagikan melalui broadcast whatsapp, terus ke universitas. Nah, setelah itu lanjut melalui stasiun televisi. Kemarin itu sudah ada banyak stasiun televisi yang kesini. Ada SCTV, Indosiar, TVRI, RBTV, dan ADiTV,” cerita Arif sembari mengenang.

Peliputan yang dilakukan oleh stasiun televisi ini tentu memberikan informasi bagi donatur-donatur baru. Beberapa tambahan dana pun didapatkan dari para dosen dan pegawai UII.

Untuk kedepannya, program dapur umum ini akan diadakan kembali apabila memang dibutuhkan, “Karena program ini merupakan program alumni, maka kedepannya kalau terjadi apa-apa kami InshaAllah siap membantu, mbak.”

Kini, usai satu bulan program dapur umum selesai, sisa dana yang terkumpul disalurkan kepada Aksi Cepat Tanggap yang berada di Masjid Ulil Albab. Jika semua dalam kondisi stabil, para alumni Fakultas Teknik Industri (FTI) UII 1999 ini rutin mengadakan donasi tiap bulan yang sa

lah satunya juga disalurkan ke panti asuhan. (5/11)

Karya : Salsa, Difa, Bella, Zahra.

(Karya ini merupakan karya dari tim magang LPM Kognisia 2018.)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *