Harapan Kesemuan (Kompilasi Puisi)

Oleh: Fatih Hayatul Azhar

Aku Bukan Toilet

Bodoh!

Pura-pura terkikik saja si jabrik

Tunggang langgang si gundul menari

Tanpa sadar dikejar ular berkepala tujuh

Masuk ruangan dengan setangkai mawar layu

Harumnya seperti gabungan dari serat kapas dan linen

Barangkali

Benda yang dipunyai itu tidak ingin bersliweran

Atau….

Sengaja saja si jabrik

Harap-harap si gundul akan menjadi boneka usang

Dengan buah tangan isi kotoran sisa yang berwarna perunggu

(2023)

Jangan Berlari, Wanita Itu Belum Menari

Dua orang dicomblangkan

Waktu di jam dinding seolah dipukul dengan doa

Kedua induk bersenang ria

Tanpa dihiraukan kaki sang anak yang terinjak ranjau

Ah, jangan harap tarikan bibirnya sudi terlempar sumringah

Bila dua insan direkatkan hanya dengan ukiran singgasana

(2023)

Pulanglah Nak!

Wanita tua menunggu kabar

Alhasil gagal

Tiap-tiap pagi dia dendangkan senandung

Perasaan rindu wahai sang indung

Pulanglah nak!

Wanita itu sudah merogoh harapan yang mustahil digapai.

Harapan Kesemuan

Orang bilang,

Hidup untuk mencari adil

Orang bilang,

Adil itu manusiawi

Orang bilang,

Manusiawi itu keharusan yang melekat

Orang bilang,

Melekat itu tanda tak bebas

Orang bilang,

Bebas itu sulit bertanggung jawab

Aku bilang,

Mana yang harus ditinggalkan?


Tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera dan tidak menjadi tanggung jawab redaksi Kognisia.

Grafis: Zaid Hafizhun Alim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *