Mantan Ketua KPK Isi Stadium General PESTA UII 2018

(Kampus Terpadu. 15 Agustus 2018) Mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekaligus mantan ketua Komisi Yudisial (KY) Busyro Muqoddas memberikan dorongan, wejangan, dan motivasi kepada para mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII) pada hari Rabu, 15 Agustus 2018. Beliau telah mengajar selama lebih-kurang 28 tahun di Fakultas Hukum UII, telah menakhodai KY selama lima tahun (2005-2010), dan telah memimpin KPK selama satu tahun (2010-2011) menggantikan Antasari Azhar.

Sebagai pembuka, beliau yang merupakan alumni Fakultas Hukum UII lulusan tahun 1977,  mengatakan bahwa aset UII adalah alumni-alumninya. Kemudian, beliau menyampaikan, “Mahasiswa merupakan kelompok pemburu ilmu dan kemanusiaan. ‘Pemburu’ artinya akan berusaha untuk mencari sesuatu (ilmu). Sementara, istilah ‘kemanusiaan’ karena kalau orang ingin memanusiakan manusia tetapi tidak ada ilmu maka mustahil begitupun sebaliknya.” Beliau pun menyiapkan solusinya: Ikuti surat Al-Ashr. Pertama, beriman. Kedua, beramal shaleh.

Lebih lanjut, beliau menuturkan bahwa tempat tinggal sementara (kost) merupakan sarana yang tepat untuk melabuhkan diri dan bersosialisasi bagi mahasiswa. “Jangan berfikir untuk menjadi pemimpin jika tidak ramah dengan tetangga,” ujar beliau. Tak lupa, beliau mencuplik surat ali Imran ayat 104 “hendaklah kamu hidup dengan berorganisasi”. “Organisasi disini digunakan untuk mencegah kecurangan politik, orang-orang yang berbohong atau dalam al-qur`an disebut dengan nahi munkar,” terang beliau yang ketika mahasiswa, pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa UII.

Segera setelah bapak dari 3 anak ini menutup petuahnya, beberapa mahasiswa-mahasiswa baru berebut hendak bertanya. Salah satunya Bimantara dari Fakultas Ekonomi (FE) yang menanyakan pendapat beliau tentang ketidaksesuain antara peribahasa ‘padi semakin berisi, semakin merunduk’ dengan perilaku politik para pejabat korup yang notabene orang yang pintar. Jawaban yang diberikan oleh beliau, “Falsafah itu benar tapi bukan berarti kita diam kalau kita melihat sesuatu yang salah (kita memiliki sesuatu yang benar).merunduk itu harus aktif, dinamis, inovatif, dan maju. Merunduk itu harus kuat mengatasi. ilmu yang kita ambil jangan sampai tidak bermanfaat.”

“Allah tidak akan merubah suatu kaum jika kaum itu tidak merubahnya sendiri. Maka jika kita ingin takdir kita berubah kita harus berusaha untuk berubah terlebih dahulu,” tutupnya. (Suroso)

 

Reporter: Fadhilah

Foto: Lina

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *