#MelawanDenganSantuy: Siasat Melawan Melalui Panggung Rakyat

Bertajuk “Karnaval Demokrasi dan Panggung Rakyat”, ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak kembali turun ke jalan pada Senin (28/10/19). Konsepnya pun cenderung santai ketimbang dua aksi besar sebelumnya. Isinya berupa gelaran musik, pembacaan puisi hingga tarian.

Meskipun konsep berubah, hal itu tak mengubah substansi yang dibawa sebagaimana pada aksi-aksi Gejayan Memanggil sebelumnya.

“Kami menggunakan media panggung bergerak dan karnaval demokrasi. Ini adalah cara untuk kesadaran masyarakat terkait apa yang terjadi,” ujar Nailendra, Juru Bicara Aliansi Rakyat Bergerak.

Adapun tuntutan pada aksi tersebut masih sama dengan rangkaian tuntutan pada aksi sebelumnya – berisi 9 tuntututan – dengan menambahkan poin baru yaitu terkait pendidikan.

Melalui cara itu, massa aksi tetap mengawal kembali berbagai permasalahan multisektoral seperti demokrasi, HAM, agraria, lingkungan, korupsi, masalah papua, militerisme hingga pendidikan.

“Pertama, hentikan segala bentuk represi dan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat. Kedua, tarik seluruh komponen militer, usut tuntas pelanggaran HAM, buka ruang demokrasi seluas-luasnya di papua. Ketiga, mendesak pemerintah pusat untuk segera menanggulangi bencana dan menyelamatkan korban, tangkap dan adili pengusaha korporasi pembakar hutan, serta cabut HGU dan hentikan pemberian izin baru bagi perusahaan perkebunan,” lantang suara Nailendra membaca tuntutan massa aksi.

Adapun tuntutan lainnya adalah (4) mendesak presiden untuk menerbitkan Perppu terkait UU KPK, (5) mendesak presiden untuk menerbitkan Perppu terkait UU Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan,(6) mendesak pengesahan RUU Pengesahan Kekerasan Seksual, (7) merevisi pasal-pasal yang dianggap bermasalah dalam RKUHP dan meninjau ulang pasal-pasal tersebut dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat sipil, (8) menolak RUU Pertanahan, Revisi Undang-Undang ketanagakerjaan versi pengusaha, RUU Keamanan dan Ketahanan Siber, dan RUU Minerba, (9) menuntaskan pelanggaran HAM dan HAM berat serta adili penjahat HAM, serta tambahan poin baru yaitu (10) menuntut penyelenggaraan pendidikan gratis, demokratis, kritis, dan humanis.

Beberapa penampil yang menghiasi aksi tersebut di antaranya adalah Prontaxan, Deugalih, Rebellion Rose, Jessica Amuba, hingga Sisir Tanah. (Marhamah Ika)

Foto & Narasi Foto: Citra Mediant

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *