Belajar dari Rumah dan Ancaman Kerusakan Mata

Oleh Lulu Yahdini

Pandemi Covid-19 banyak merubah cara beraktivitas salah satunya belajar, selama pandemi Covid-19 institusi pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi tidak bisa melakukan aktifitas tatap muka seperti biasanya dan mengharuskan untuk belajar dari rumah guna membatasi kerumunan di ruang publik, belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi alternatif.

Pembelajaran jarak jauh membuat  semua orang mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi padahal tidak semua dosen atau pengajar terbiasa dengan sistem pembelajaran daring ini karena sudah terbiasa mengajar secara langsung atau tatap muka. Tantangan utama bagi pengajar di masa pandemi ini adalah jaringan yang kurang stabil, kurangnya pelatihan untuk pengajar dan kurangnya kesadaran serta kemauan untuk mempelajari teknologi baru (Wahyono, P., Husamah, H & Budi, A.S. 2020)  karena itu masih  diperlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang baru ini.

Salah satu dosen jurusan Farmasi Universitas Tanjung Pura, Hadi Kurniawan mengatakan kini pembelajaran yang biasanya on-site atau ditempat  menjadi online. Biasanya tatap muka menjadi tatap layar. Semua interaksi menjadi serba digital. Jaringan internet dan tentunya keberadaan kuota menjadi tulang punggung semua proses tersebut. Kondisi Work from Home dan Study from Home memaksa semua pihak untuk berupaya memaksimalkan proses pembelajaran.

Berbagai model pembelajaran yang diaplikasikan saat PJJ tentu membuat mahasiswa dan dosen sangat bergantung dengan internet dan gawai. Hal tersebut membuat gawai menjadi salah satu kebutuhan penting dewasa ini, aneh saja rasanya jika dalam satu jam kita tidak membuka gawai hanya untuk sekadar berselancar di laman pencarian atau menonton video di Youtube. Ihwal ini bisa dikatakan sebagai ketergantungan dan berbahaya bagi kesehatan mata.

Waktu yang diperlukan untuk menatap layar digital pun jauh lebih lama dari pada hari-hari biasanya menurut Esti Widiyana sudah sekitar lima bulan lamanya pelajar belajar di rumah karena pandemi COVID-19 serta menyita banyak waktu sekitar tiga sampai lima jam belajar dengan gawai maupun laptop. Hal tersebut memiliki dampak buruk pada kesehatan mata, padahal durasi yang disarankan para ahli untuk menggunakan gawai hanya sekitar satu sampai dua jam per hari. Sedangkan di era Pandemi seperti ini gawai menjadi santapan sehari-hari selain digunakan untuk bekerja dan belajar, gawai juga menjadi alternatif mengisi waktu luang. Bayangkan berapa kali lipat  durasi waktu dari yang direkomendasikan oleh ahli saat kita menggunakan alat komunikasi elektronik tersebut.

Pendidikan dan kesehatan sama-sama memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat. Apalagi saat pandemi seperti sekarang ini, pendidikan menjadi sulit dan terasa membosankan jika hanya bisa dinikmati melalui layar gadget saja. Salah  satu penyebab kejenuhan itu karena terlalu lama menatap layar, mata menjadi lelah, punggung sakit bahkan bisa menyebabkan pusing. Rudhiati (dalam Staningrum, 2019 : 2) menjelaskan bahwa layar dari gadget dapat memancarkan beberapa sinar, antara lain sinar ultraviolet, sinar-X, gelombang mikro, radiasi elektromagnetik frekuensi rendah yang dapat menimbulkan efek kerusakan pada kornea mata maupun lensa mata sehingga dapat menyebabkan penurunan penglihatan mata dan kelainan refraksi pada mata.

Tanpa disadari penggunaan gawai yang terlalu lama itu akan menyebabkan kerusakan pada mata Puspita (Navarona 2016:11)  menjelaskan kelelahan mata terjadi karena mata terlalu fokus pada objek yang berjarak dekat dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan otot-otot mata harus bekerja lebih keras dalam melihat objek yang berjarak sangat dekat, terutama jika ditambah dengan cahaya yang menyilaukan.

Selain itu gawai  juga memancarkan radiasi berwujud partikel atau gelombang Aryawijayanti (Staningrum, 2019:13) mengatakan  bahwa radiasi sinar X pada komputer atau laptop ini dapat menyebabkan kerusakan pada fisiologi mata jika terlalu lama terpapar cahaya. Sedangkan pada handphone juga memancarkan radiasi berupa sinar biru. Kumorowati (dalam Staningrum, 2019:14) sinar biru dapat menyebabkan degenerasi makula, degenerasi makula ini menyebabkan gangguan penglihatan sentral karena sel pada makula telah rusak akibat paparan sinar biru.

Oleh karena itu kita harus meminimalisir resiko kerusakan mata tersebut dari sekarang. Langkah kecil yang perlu diambil adalah dengan mengistirahatkan mata sesering mungkin, namun mengistirahatkan mata bukan berarti kita bisa beralih dari layar laptop ke layar ponsel. Tetapi dengan memejamkan mata sesaat Misalnya apabila kelas online sedang berlangsung, kita dapat menatap layar laptop sebentar lalu memejamkan atau merilekskan mata sebentar. Menurut dr Irma Praminiati SpM dari Divisi Mata Anak Rumah Sakit Mata Undaan,bberapa cara mengistirahatkan mata dengan 20 menit di depan screen, 20 detik istirahat, untuk melihat jarak 20 kaki atau 6 meter dapat merilekskan otot mata.


Penyunting: Citra Mediant


Daftar Rujukan

Ika (2020, 13 Juni). Membedah Tantangan Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19. Diambil dari

https://ugm.ac.id/id/berita/19552-membedah-tantangan-pembelajaran-daring-di-tengah-pandemi-covid-19

(2020). Peran Pendidik: Transformasi, Adaptasi dan Metamorfosis Dunia Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19.  Diambil dari

https://www.untan.ac.id/peran-pendidik-transformasi-adaptasi-dan-metamorfosis-dunia-pendidikan-di-masa-pandemi-covid-19/

Widiyana,E (2020). Waspada Kesehatan Mata Anak Selama Belajar Daring. Diambil dari :

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5109681/waspada-kesehatan-mata-anak-selama-belajar-daring

Putri, C(2020). Suka Duka Kuliah hingga Rapat Online di Tengah Pandemi Covid-19. Diambil dari https://ayobandung.com/read/2020/04/28/87450/suka-duka-kuliah-hingga-rapat-online-di-tengah-pandemi-covid-19

Staningrum, Sefila Agus (2019). Hubungan Durasi Melihat Layar HP, Komputer dan Laptop Terhadap Progresivitas Kelainan Refraksi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Diambil dari : http://eprints.umm.ac.id/47769/

Navarona, A (2016). Hubungan Antara Praktek Unsafe Action Dalam Penggunaan Gadget dengan Keluhan Subyektif Gangguan Kesehatan Mata Pada Murid Sekolah Dasar Islam Tunas Harapan Tahun 2016. Diambil dari : https://core.ac.uk/download/pdf/80821945.pdf

Wahyono, P., Husamah, H. & Budi, A.S (2020). Guru Profesional di Masa Pandemi COVID-19: Review Implementasi, Tantangan, dan Solusi Pembelajaran Daring. Jurnal Pendidikan Profesi Guru. Vol 1 (No1), 51-65. Doi: https://doi.org/10.22219/jppg.v1i1.12462

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *